Friday, January 7, 2011

Dzikirnya, dzikirku...

Bismillah..

Kadang kala aku kehilangan kata-kata, sekadar terpegun melihat keindahan 'masa diam' seorang hamba, meratib dzikir dalam masih ada air wudu' di mukanya. 'Subhanallah, walhamdulillah, la ila ha ila Allah, Allahu akbar... Subhanallah, walhamdulillah, la ila ha ila Allah, Allahu akbar'... tanpa suara. Tak tahu jiwanya menuju Tuhannya. Betapa khusyuknya.

Tunduk kepalanya seakan-akan tunduk juga hatinya. Kehambaannya hidup, sedang dalam sedar dia berdepan dengan Tuhannya. Basah di kedua alur pipinya umpama menjirus hitamnya dosa-dosa yang menyelaputi hatinya. Hatinya itu seputih mutiara. Hanya kelam, kusam tidak bermaya. Mohon ya Allah, disucikan niat dan amalnya.

Betapa bila dia mengangkat kedua tangannya dan matanya menangkap jalur jemarinya, dia malu dengan dzikirnya sendiri. Manakah tangannya yang sedia menghayun pedang iman melawan zalimnya dunia? Sebak. Manik-manik air matanya jatuh menimpa pehanya. Ya Allah... Manakah jiwanya yang kuat melawan hawa nafsu? Abdullah ini masih merenung tangannya, kaku. Bibirnya bergetar menahan sayu. Dia tiada jawapan untuk itu... Nafasnya tak berlagu, dan esakan perlahannya menderu, dia gelisah pada dirinya sendiri. Sampai bila akan aku bertanya tanpa jawapan kutemu?

Ya Allah... taubat ini, Kau terimalah buat kesekian kali...
Ya Allah...

Melayari jiwa seorang abid Allah ini, kujadi sayu. Lantas siapakah aku...?


...
Dalam jauh memandang ke awan, kubiarkan 'dia' dalam ratiban dzikirnya...


Daie itu ada nada rahibnya,
Saadiah


No comments:

Post a Comment