Bismillah.
Aku cemburu. Melihat ada seseorang ini bait-bait katanya dalam panjang pendek tulisannya itu meruntun hati menjadi cair, membuahkan rindu yang pilu, membungakan kasih hingga rasa pedih. Terbawa-bawa aku kepada suatu masa dulu, waktu di mana Islam nan indah itu hanya menjadikan mata-mata sebagai saksi. Dan mereka, kemana-manapun tidak dapat melarikan diri. Melainkan mengakui, Islam agama yang mampu menawan hati.
Aku ceritakan lagi.
Tiap patah ungkapannya itu sarat dengan perasaannya yang halus, satu persatu mulus mengungkai madah jiwanya yang tersendiri. Yang mensyukuri burung bayu rahmat Maha Esa yang telah sampai dan perlahan-lahan mendarat di ulu hatinya.
Lalu dia mengungkapkannya menerusi tangannya, beralun cantik menaip, membentuk huruf-huruf yang dieja ke dalam kotak skrin yang ada di depannya. Tiap kalimat yang ditinta, seolah-olah matanya terpejam dan membawa jiwa-jiwa yang membaca suara hatinya itu terbang melayari tiap-tiap ceruk penjuru nafsnya, menuju ke suatu alam mata hati yang tulus mengelus masa sampai melupa, dalam dia berpuisi kepada TuhanNya.
Inilah dia tulisan jiwa. Basah dan mewarnai, membayangkan keikhlasan yang tak pernah dinodai.
Cemburunya aku pada dia dan penghayatannya...
Daie sedang mengasah bakat dlm diri,
Saadiah (AI)
No comments:
Post a Comment